Sejarah
Sejarah awalnya di mulai pada abadke- 8 yang tahun 760 dengan di
temukannya prasasti dari kerajaan kanjuruhan di Malang. Prasasti dinoyo dengan
menggunakan bentuk yang tertulis dari sumber epigrafis yang dapat di temukan
sebagai bukti yang ada. selain itu, pada abda ke- 10 jawa timur mulai
mendapatkan fase yang baru dengan adanya wilayah pinggiran dari kerajaan
mataram kuno dari Jawa Tengah. Di tambah juga dengan adanya momentum sebagai
pusat kekuasaan berbgai kerajaan seperti madang, kahuripan, daha- janggal,
singasari, dan majapahit. Selain itu dengan adanya struktur pemerintahan secara
hirarkhis dari pemerintah pusat berupa eraton dan daerah watek pada abad 13 di
zaman singasari.
Di abad berikutnya, terjadi perkembangan baru dengan adanya struktur dalam pemerintahan dengan berdasarkan prasasti mulamalurung (1255) yang menyatakan jika struktur pemerintahan singasari dari pusat, negara, watek dan wanua.
Dengan adanya struktur ini justru berkembang ada masa mataram dengan berbagai bagian kota yang lebih konsentris dengan ketata. Terdiri dari Kuthagara, Negaragung, Mancanegara, Kabupatens dan desa. Dengan adnaya ini kemudian wilayah pada pesisir utara jwasa dan seluruh pulau madura di kuasai oleh tangan kompeni. Akhirnya pada tahun 1830- 1928 belanda menjalankan pemerintaannya dengan pemertintahan pusat VOC di batavia.
Pada abad XX kemudian menerapkan politik imperialisme modern dengan membentuk pemerintahan provinsi jawa timur pda tahun 1929. Di tambah juga dengan zaman pendudukan jepan 1942- 1945 berada pada penguasaan pendudukan militer jepang. Namun dengan kondisi Indonesia yang telah merdeka, Jawa Timur mulai menata kembali kehidupan kenegaraan yang ada di sini. untuk pertama kalinya kemudian R. M. T Soerjo menjabat residen Bojonegoro di tunjuk sebagai gubernur Jawa Timur. Selain itu juga dengan di jadikan sebagai salah satu provinsi ini muncul peraturan daerah Jawa Timur. Pada tahun 12 Oktober kemudian di jadikan sebagai hari lahirnya Jawa timur yang sering di adakan setiap tahunnya.
Letak Geografis
Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Panjang bentangan barat-timur sekitar
400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km,
namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan
daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di
sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di
bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung, dan Pulau Sempu.
Bahasa
Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa sebagai
bahasa sehari-hari. Dialek Bahasa Jawa timur dikenal dengan Bahasa Jawa
Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa
Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan
bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar.
Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik, dan bangga dengan
bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek
Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya. Dibanding
dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang
termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata
makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam
dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara
bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang
lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga
disebut sebagai bahasa walikan atau osob kiwalan. Berdasarkan penelitian
Sugeng Pujileksono (2007), kosa kata (vocabulary) bahasa walikan Malangan telah
mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat.
Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian
kecil diserap dari bahasa Arab, Cina, dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan
terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi
diucapkan silup. Produksi bahasa walikan Malangan semakin berkembang
pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema
Indonesia)yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa walikan banyak yang
tercipta dari istilah-istilah di kalangan supporter. Seperti retropus elite
atau supporter elit. Otruham untuk menyebut supporter dari wilayah
Muharto. Saat ini Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal
yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SLTA.
Bahasa Madura dituturkan oleh Suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka
tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya Bahasa
Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa
tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang
sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang
diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian penduduk menuturkan dalam
dua bahasa: Bahasa Jawa, dan Bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah timur
Pulau Madura menggunakan Bahasa Madura dengan dialek tersendiri, bahkan dalam
beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur Bahasa Madura di Pulau Madura (mutually
unintellegible).
Suku Osing di Banyuwangi menuturkan Bahasa Osing. Bahasa Tengger, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Suku
Tengger, dianggap lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuna.
Penggunaan bahasa daerah kini mulai
dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan
bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita,
dan talk show, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan Boso Suroboyoan,
Bahasa Madura, dan Bahasa Jawa Tengahan.
Mata Pencaharian
Mata pencaharian masyarakat Jawa timur umumnya di bidang Perindustrian,
Pertambangan dan Energi. Jawa timur dikenal sebagai
pusat kawasan timur Indonesia dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup
tinggi, yakni 14,85% terhadap produk domestik bruto nasional. Jawa timur memiliki sejumlah industri besar, diantaranya adalah galangan
pembuatan kapal terbesar, Industri kereta api, pabrik kertas serta pabrik
rokok.
Adat Istiadat
Adat
istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh
dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman;
menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah
kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan
Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri
(Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Nganjuk) dan sebagian Bojonegoro.
Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di
kawasan Mataraman ini.
Di
kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang)
dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat
kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan
Yogyakarta. Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh
budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat
istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali.
Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.
Masyarakat
desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang
berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang
diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan
tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang
lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima
hari),pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatan, pacangan.
Penduduk
Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran,
pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si
gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran).
Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih.
Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro
memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya
kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan
umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita. Untuk
mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim
donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun
setelah kematian.
Kesenian & Kebudayaan
1.
Rumah Adat
Rumah
adat Jawa Timur dinamakan Rumah Situbondo. Rumah Situbondo merupakan model
rumah adat Jawa Timur yang mendapat pengaruh dari rumah Madura. Rumah itu tidak
mempunyai pintu belakang dan tanpa kamar-kamar pula. Serambi depan tempat
menerima tamu laki-laki dan tamu perempuan diterima di serambi belakang. Mereka
masuk dari samping rumah.
2.
Pakaian Adat
Pakaian
adat yang dipakai prianya berupa tutup kepala (destar), baju lengan panjang
tanpa leher dengan baju dalam warna belang-belang. Sepotong kain tersampir di
bahunya dan ia memakai celana panjang sebatas lutut dengan ikat pinggang besar.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya pendek dengan kain sebatas lutut. Perhiasan yang dipakainya adalah kalung bersusun dan gelang kaki.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya pendek dengan kain sebatas lutut. Perhiasan yang dipakainya adalah kalung bersusun dan gelang kaki.
3.
Tarian Dari Provinsi Jawa Timur
tari remo |
a. Tari Remo, sebuah tarian dari
Surabaya yang melambangkan jiwa kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut
tamu agung.
b. Reog Ponorogo, merupakan tari
daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan.
c. Tari Tandakan, adalah jenis tari
pergaulan yang digali dan digarap berdasarkan tari tradisional yang berkembang
didaerah Jombang, dan sekitarnya. Sebagai tari pergaulan maka tari ini
bersuasana gembira dan berkesan akrab.
4.
Senjata
Tradisional
clurit |
Senjata
yang sangat terkenal di Jawa Timur adalah clurit. Clurit adalah sejenis
arit dan bentuknya cukup mengerikan. Orang-orang Madura sering menyelipkan
clurit di pinggangnya. Senjata lainnya di Jawa Timur adalah sondre, kodi,
tombak, pisau belati, dan arit bulu ayam.
5.
Suku di Jawa Timur
Suku
Jawa, Suku Madura, Suku Bawean, Suku Osing dan Suku Tengger.
6.
Lagu
Cublak
Cublak Suweng, Rek Ayok Rek, Bapak Tane, Lindri, Tanduk Majeng, Kerapan Sapi dan masih banyak lagi.
7.
Alat Musik
bonang |
Gamelan, Bonang dan Terompet Reog.
Sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar