Minggu, 13 Maret 2016

Jawa Timur




Sejarah

Sejarah awalnya di mulai pada abadke- 8 yang tahun 760 dengan di temukannya prasasti dari kerajaan kanjuruhan di Malang. Prasasti dinoyo dengan menggunakan bentuk yang tertulis dari sumber epigrafis yang dapat di temukan sebagai bukti yang ada. selain itu, pada abda ke- 10 jawa timur mulai mendapatkan fase yang baru dengan adanya wilayah pinggiran dari kerajaan mataram kuno dari Jawa Tengah. Di tambah juga dengan adanya momentum sebagai pusat kekuasaan berbgai kerajaan seperti madang, kahuripan, daha- janggal, singasari, dan majapahit. Selain itu dengan adanya struktur pemerintahan secara hirarkhis dari pemerintah pusat berupa eraton dan daerah watek pada abad 13 di zaman singasari. 

Di abad berikutnya, terjadi perkembangan baru dengan adanya struktur dalam pemerintahan dengan berdasarkan prasasti mulamalurung (1255) yang menyatakan jika struktur pemerintahan singasari dari pusat, negara, watek dan wanua.

Dengan adanya struktur ini justru berkembang ada masa mataram dengan berbagai bagian kota yang lebih konsentris dengan ketata. Terdiri dari Kuthagara, Negaragung, Mancanegara, Kabupatens dan desa. Dengan adnaya ini kemudian wilayah pada pesisir utara jwasa dan seluruh pulau madura di kuasai oleh tangan kompeni. Akhirnya pada tahun 1830- 1928 belanda menjalankan pemerintaannya dengan pemertintahan pusat VOC di batavia.

Pada abad XX kemudian menerapkan politik imperialisme modern dengan membentuk pemerintahan provinsi jawa timur pda tahun 1929. Di tambah juga dengan zaman pendudukan jepan 1942- 1945 berada pada penguasaan pendudukan militer jepang. Namun dengan kondisi Indonesia yang telah merdeka, Jawa Timur mulai menata kembali kehidupan kenegaraan yang ada di sini. untuk pertama kalinya kemudian R. M. T Soerjo menjabat residen Bojonegoro di tunjuk sebagai gubernur Jawa Timur. Selain itu juga dengan di jadikan sebagai salah satu provinsi ini muncul peraturan daerah Jawa Timur. Pada tahun 12 Oktober kemudian di jadikan sebagai hari lahirnya Jawa timur yang sering di adakan setiap tahunnya.

Letak Geografis


Provinsi Jawa Timur berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Selat Bali di timur, Samudera Hindia di selatan, serta Provinsi Jawa Tengah di barat. Panjang bentangan barat-timur sekitar 400 km. Lebar bentangan utara-selatan di bagian barat sekitar 200 km, namun di bagian timur lebih sempit hingga sekitar 60 km. Madura adalah pulau terbesar di Jawa Timur, dipisahkan dengan daratan Jawa oleh Selat Madura. Pulau Bawean berada sekitar 150 km sebelah utara Jawa. Di sebelah timur Madura terdapat gugusan pulau-pulau, yang paling timur adalah Kepulauan Kangean, dan yang paling utara adalah Kepulauan Masalembu. Di bagian selatan terdapat dua pulau kecil yakni Nusa Barung, dan Pulau Sempu.

Bahasa

Bahasa Indonesia adalah bahasa resmi yang berlaku secara nasional, namun demikian Bahasa Jawa dituturkan oleh sebagian besar Suku Jawa sebagai bahasa sehari-hari. Dialek Bahasa Jawa timur dikenal dengan Bahasa Jawa Timuran, yang dianggap bukan Bahasa Jawa baku. Ciri khas Bahasa Jawa Timuran adalah egaliter, blak-blakan, dan seringkali mengabaikan tingkatan bahasa layaknya Bahasa Jawa Baku, sehingga bahasa ini terkesan kasar. Namun demikian, penutur bahasa ini dikenal cukup fanatik, dan bangga dengan bahasanya, bahkan merasa lebih akrab. Bahasa Jawa dialek Surabaya dikenal dengan Boso Suroboyoan. Dialek Bahasa Jawa di Malang umumnya hampir sama dengan Dialek Surabaya. Dibanding dengan bahasa Jawa dialek Mataraman (Ngawi sampai Kediri), bahasa dialek malang termasuk bahasa kasar dengan intonasi yang relatif tinggi. Sebagai contoh, kata makan, jika dalam dialek Mataraman diucapkan dengan 'maem' atau 'dhahar', dalam dialek Malangan diucapkan 'mangan'. Salah satu ciri khas yang membedakan antara bahasa arek Surabaya dengan arek Malang adalah penggunaan bahasa terbalik yang lazim dipakai oleh arek-arek Malang. Bahasa terbalik Malangan sering juga disebut sebagai bahasa walikan atau osob kiwalan. Berdasarkan penelitian Sugeng Pujileksono (2007), kosa kata (vocabulary) bahasa walikan Malangan telah mencapai lebih dari 250 kata. Mulai dari kata benda, kata kerja, kata sifat. Kata-kata tersebut lebih banyak diserap dari bahasa Jawa, Indonesia, sebagian kecil diserap dari bahasa Arab, Cina, dan Inggris. Beberapa kata yang diucapkan terbalik, misalnya mobil diucapkan libom, dan polisi diucapkan silup. Produksi bahasa walikan Malangan semakin berkembang pesat seiring dengan munculnya supporter kesebelasan Arema (kini Arema Indonesia)yang sering disebut Aremania. Bahasa-bahasa walikan banyak yang tercipta dari istilah-istilah di kalangan supporter. Seperti retropus elite atau supporter elit. Otruham untuk menyebut supporter dari wilayah Muharto. Saat ini Bahasa Jawa merupakan salah satu mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di sekolah-sekolah dari tingkat SD hingga SLTA.

Bahasa Madura dituturkan oleh Suku Madura di Madura maupun di mana pun mereka tinggal. Bahasa Madura juga dikenal tingkatan bahasa seperti halnya Bahasa Jawa, yaitu enja-iya (bahasa kasar), engghi-enten (bahasa tengahan), dan engghi-bhunten (bahasa halus). Dialek Sumenep dipandang sebagai dialek yang paling halus, sehingga dijadikan bahasa standar yang diajarkan di sekolah. Di daerah Tapal Kuda, sebagian penduduk menuturkan dalam dua bahasa: Bahasa Jawa, dan Bahasa Madura. Kawasan kepulauan di sebelah timur Pulau Madura menggunakan Bahasa Madura dengan dialek tersendiri, bahkan dalam beberapa hal tidak dimengerti oleh penutur Bahasa Madura di Pulau Madura (mutually unintellegible).

Suku Osing di Banyuwangi menuturkan Bahasa Osing. Bahasa Tengger, bahasa sehari-hari yang digunakan oleh Suku Tengger, dianggap lebih dekat dengan Bahasa Jawa Kuna.

Penggunaan bahasa daerah kini mulai dipromosikan kembali. Sejumlah stasiun televisi lokal kembali menggunakan bahasa daerah sebagai bahasa pengantar pada beberapa acaranya, terutama berita, dan talk show, misalnya JTV memiliki program berita menggunakan Boso Suroboyoan, Bahasa Madura, dan Bahasa Jawa Tengahan.

Mata Pencaharian

Mata pencaharian masyarakat Jawa timur umumnya di bidang Perindustrian, Pertambangan dan Energi. Jawa timur dikenal sebagai pusat kawasan timur Indonesia dan memiliki signifikansi perekonomian yang cukup tinggi, yakni 14,85% terhadap produk domestik bruto nasional. Jawa timur memiliki sejumlah industri besar, diantaranya adalah galangan pembuatan kapal terbesar, Industri kereta api, pabrik kertas serta pabrik rokok.

Adat Istiadat

Adat istiadat Suku Jawa di Jawa Timur bagian barat menerima banyak pengaruh dari Jawa Tengahan, sehingga kawasan ini dikenal sebagai Mataraman; menunjukkan bahwa kawasan tersebut dulunya merupakan daerah kekuasaan Kesultanan Mataram. Daerah tersebut meliputi eks-Karesidenan Madiun (Madiun, Ngawi, Magetan, Ponorogo, Pacitan), eks-Karesidenan Kediri (Kediri, Tulungagung, Blitar, Trenggalek, Nganjuk) dan sebagian Bojonegoro. Seperti halnya di Jawa Tengah, wayang kulit dan ketoprak cukup populer di kawasan Mataraman ini.

Di kawasan eks-Karesidenan Surabaya (termasuk Sidoarjo, Mojokerto, dan Jombang) dan Malang, memiliki sedikit pengaruh budaya Mataraman, mengingat kawasan ini cukup jauh dari pusat kebudayaan Jawa: Surakarta dan Yogyakarta. Adat istiadat di kawasan Tapal Kuda banyak dipengaruhi oleh budaya Madura, mengingat besarnya populasi Suku Madura di kawasan ini. Adat istiadat masyarakat Osing merupakan perpaduan budaya Jawa, Madura, dan Bali. Sementara adat istiadat Suku Tengger banyak dipengaruhi oleh budaya Hindu.

Masyarakat desa di Jawa Timur, seperti halnya di Jawa Tengah, memiliki ikatan yang berdasarkan persahabatan dan teritorial. Berbagai upacara adat yang diselenggarakan antara lain: tingkepan (upacara usia kehamilan tujuh bulan bagi anak pertama), babaran (upacara menjelang lahirnya bayi), sepasaran (upacara setelah bayi berusia lima hari),pitonan (upacara setelah bayi berusia tujuh bulan), sunatanpacangan

Penduduk Jawa Timur umumnya menganut perkawinan monogami. Sebelum dilakukan lamaran, pihak laki-laki melakukan acara nako'ake (menanyakan apakah si gadis sudah memiliki calon suami), setelah itu dilakukan peningsetan (lamaran). Upacara perkawinan didahului dengan acara temu atau kepanggih. Masyarakat di pesisir barat: Tuban, Lamongan, Gresik, bahkan Bojonegoro memiliki kebiasaan lumrah keluarga wanita melamar pria, berbeda dengan lazimnya kebiasaan daerah lain di Indonesia, dimana pihak pria melamar wanita. Dan umumnya pria selanjutnya akan masuk ke dalam keluarga wanita. Untuk mendoakan orang yang telah meninggal, biasanya pihak keluarga melakukan kirim donga pada hari ke-1, ke-3, ke-7, ke-40, ke-100, 1 tahun, dan 3 tahun setelah kematian.

Kesenian & Kebudayaan

1.      Rumah Adat


Rumah adat Jawa Timur dinamakan Rumah Situbondo. Rumah Situbondo merupakan model rumah adat Jawa Timur yang mendapat pengaruh dari rumah Madura. Rumah itu tidak mempunyai pintu belakang dan tanpa kamar-kamar pula. Serambi depan tempat menerima tamu laki-laki dan tamu perempuan diterima di serambi belakang. Mereka masuk dari samping rumah.

2.      Pakaian Adat


Pakaian adat yang dipakai prianya berupa tutup kepala (destar), baju lengan panjang tanpa leher dengan baju dalam warna belang-belang. Sepotong kain tersampir di bahunya dan ia memakai celana panjang sebatas lutut dengan ikat pinggang besar.
Sedangkan wanitanya memakai baju kebaya pendek dengan kain sebatas lutut. Perhiasan yang dipakainya adalah kalung bersusun dan gelang kaki.

3.      Tarian Dari Provinsi Jawa Timur

tari remo

a.  Tari Remo, sebuah tarian dari Surabaya yang melambangkan jiwa kepahlawanan. Ditarikan pada waktu menyambut tamu agung.
b.  Reog Ponorogo, merupakan tari daerah Jawa Timur yang menunjukkan keperkasaan, kejantanan, dan kegagahan.
c.  Tari Tandakan, adalah jenis tari pergaulan yang digali dan digarap berdasarkan tari tradisional yang berkembang didaerah Jombang, dan sekitarnya. Sebagai tari pergaulan maka tari ini bersuasana gembira dan berkesan akrab.

4.      Senjata Tradisional

clurit

Senjata yang sangat terkenal di Jawa Timur adalah clurit. Clurit adalah sejenis arit dan bentuknya cukup mengerikan. Orang-orang Madura sering menyelipkan clurit di pinggangnya. Senjata lainnya di Jawa Timur adalah sondre, kodi, tombak, pisau belati, dan arit bulu ayam.

5.      Suku di Jawa Timur
 Suku Jawa, Suku Madura, Suku Bawean, Suku Osing dan Suku Tengger.

6.      Lagu
 Cublak Cublak Suweng, Rek Ayok Rek, Bapak Tane, Lindri, Tanduk Majeng, Kerapan Sapi    dan masih banyak lagi.

7.      Alat Musik

bonang

 Gamelan, Bonang dan Terompet Reog.


Sumber :












Tidak ada komentar:

Posting Komentar